Cinta
Pabaliut
Novel karangan Eddy D. Iskandar, diterbitkan oleh
Pustaka Dasentra, bandung ,
tahun 1983. buku ini berukuran 18 cm x 12 cm, dengan tebal 79 halaman.
Dalam novel ini,
pengarang mengemukakan masalah ajaran moral dan pendidikan. Cinta terhadap kebudayaan
dapat timbul akibat cinta kepada pelakunya. Cinta dapat putus daripada putus
persahabatan. Cinta dapat membara karena sering berjumpa. Novel ini
menggambarkan suasana lingkungansekolah dan lingkungan seni, yang diungkapkan
dengan penuh romantis dalam dialog
Ringkasan Ceritera
Jaka jatuh cinta pada
Titut Kartasasmita, murid kelas tiga SMA teman sekelasnya. Jaka memuji Titut,
tetpi Titut tetap menolak cinta Jaka.
Titut dinasehati oleh
ibunya supaya tidak terganggu sekolahnya dan jangan terbawa pergaulan bebas,
masalah memilih calon suami pun harus diutamakan keturunan, rajin ibadah,
cintanya sejati, serta harta juga harus diperhatikan.
Titut diajak melihat
pembacaan sajak oleh Imas, teman sekelasnya. Namun, di perjalanan sepeda motor
Imas mogok dan diperbaiki oleh seorang pemuda. Tiba-tiba Titut mulai jatuh
cinta pada pemuda itu.
Di tempat parade
Panyajak Sunda 1982, Titut semakin tertarik kepada pemuda yang memperbaiki
motor itu, Darma Kancana namanya. Titut sempat mengucapkan selamat serta
kenalan kepada Darma setelah Darma membacakan sajak. Darma Kencana adalah
mahasiswa Fakultas Sastra Sunda yang disenangi teman-temannya, Nia dan Meiske
yang cantik pun tertarik pada Darma. Namun Darma tidak meresponnya. Titut dan
Imas dapat bertemu lagi dengan Darma di depan pintu bioskop.
Jaka mencoba
kesungguhan Titut di kelas, apakah Titut mencintai Jaka atau tidak; kalau Titut
tidak mencintai Jaka, yang akan mengalihkan cintanya pada Imas, teman Titut.
Imas dan Titut datang
pada acara Pagelaran Seni Sunda Dasentra 1983 dan melihat Darma Kancana tampil
dalam acara itu. Titut menyesal tidak mempunyai kesempatan menemui Darma
Kancana.
Titut semakin
menyenangi kesenian Sunda dan mendapat pujian dari orang tuanya yang menaruh
simpati pada seni Sunda. Imas menyenangi seni Sunda sejak kecil sebab ayahnya
adalah Pembina Kesenian Tradisional Daerah.
Darma Kancana datang
ke rumah Imas untuk menemui Angkawijaya memperbincangkan gending karesmen Sangkuriang kabeurangan.
Titut bertemu dengan
Darma Kancana di lapang olahraga dan sempat bertanya. Nia pun dapat berdialog
dengan Darma dengan alasan minta diajari mengarang.
Titut berkunjung ke
kampung halaman Imas di Neglasari Ciwidey. Tanpa diduga-duga ia dapat bertemu
dengan Darma. Titut pernah berbicara berdua dengan darma di sawah. Namun,
masalah cinta belum dapat disinggung-singgung.
Kedatangan Darma
Kancana ke rumah Imas semakin sering. Semula Imas tidak mempunyai curiga
apa-apa. Empat malam Minggu berturut-turut berkunjung pada Imas. Imas pernah
diajak menonton dan masuk restoran. Akhirnya Darma terus terang pada Imas
melalui surat
menyatakan cinta. Imas heran sebab semula Darma ini akan menjadi pacar Titut,
walaupun begitu sebenarnya Imas juga cinta kepada Darma. Keputusan Imas lebih
baik tidak menerima cinta Darma daripada putus persahabatan dengan Titut; Imas
tahu Titut sangat mencintai Darma Kancana.
Jaka yang sudah lama
jatuh cinta pada Titut, datang malam Minggu ke rumah Imas minta diantar main ke
rumah Titut.
Rasa asmara Jaka yang sudah bergejolak, terhenti
ketika mau masuk ke rumah Titut sebab sudah ada pemuda yang baru masuk yaitu
Darma. Jaka menyesal dan bingung. Ia pulang kembali bersma Imas dengan membawa
rasa kesal.
PUSAT PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
1986