Sinopsis
CARITA BADAK PAMALANG
Badak Pamalang adalah
putera Perebu Munding Malati dan Putri Geulis Aci Malati. Perebu Munding Malati
adalah kakak (sepupu) Kasep Munding Sanggawati, Putra Mahkota Pajajaran yang
berangkat mengembara ketika Badak Pamalang masih dikandung ibunya dan berusia
satu bulan dalam kandungan. Ketika Badak Pamalang lahir, ia memperlihatkan
kelainan-kelainan yang ajaib. Pertama, ia tidak dilahirkan dengan adanya darah
dan cairan lainnya. Kedua, dia sangat mulus dan tampan. Ketiga , ia tidak
memiliki pusar.
Pada usia tiga hari
secara ajaib ia menjerit-jerit minta diberi nama. Ibunya, Geulis Aci Malati
berturut-turut memberinya nama Perebu Kalang Kidang, kemudian Perebu Geulang
Rarang. Ia tetap saja menangis. Demikian juga ketika diberi nama Perebu
Sanggawaruling oleh dukun beranak.
Ayahanda Perebu
Munding Malati mungkin karena kesal dan marah, mengambil bayi yang belum
bernama itu, lalu menendangnya jauh-jauh. Begitu kuat tendangannya, hingga bayi
itu melayang di angkasa, kemudian meluncur jatuh dan tersangkut di ranting
setangkai kembang cempaka warna.
Dari kahiangan, yaitu
dari Gedung Sanghyang Nunggal turunlah nenenda mengambil bayi dan menimangnya
sambil menyanyi. Lagu yang dinyanyikan berisi nasihat-nasihat, diantaranya
tentang bilangan tahun, windu, bulan dan hari. Hari yang jumlahnya tujuh harus
disatukan, manunggal pada diri sang bayi. Di samping itu nenenda mengharapkan
bayi menjadi seorang pemberani, jadi lalaki langit lalanang jagat dan
memberinya nama BADAK PAMALANG.
Mendengar nama yang diberikan oleh nenenda dari kayangan itu, bayi yang tidak
berhenti menangis itupun diamlah, lalu tidur nyenyak ditangkai bunga campaka
warna.
Tersebutlah seekor
elang raksasa yang tak berbulu mencari makanan ke tempat litu. Elang ini adalah
binatang peliharaan Demang Patih Naga Bali seorang bangsawan dari negeri Nusa
bali. Elang datang ke sana
mencari makan, karena binatng-binatang di Nusa bali sendiri sudah habis dilahap
dirinya dan anaknya. Ia datang ke sana
dengan maksud mencari makanan, binatang atau bahkan manusia, karena oleh
majikannya ia diizinkan memakan manusia, asal bukan warga Nusa Bali. Badak
Pamalang yang masih bayi itu ditemukan, lalu diambil dan dibawa ke Nusa bali,
disana diberikan kepada anak elang itu. Maka sembilan bulan Badak Pamalang
hidup di dalam perut anak elang.
Pada suatu kali ia
keluar melalui dubur anak elang yang mati karenanya. Iapun berhasil membunuh
induknya.
Karena sarang elang
itu berada pada dahan pohon beringin yang mengarah ke dalam kebun bunga, Badak
Pamalang turun ke dalam kebun bunga. Ia bermain-main di kebun bunga hingga
kebin bunga itu ruksak. Pemilik kebun bunga, yaitu Putri Lenggang Kancana,
adiknya Demang Patih Naga bali, mencari orang yang merusak taman bunganya.
Ketika ia menemukan Badak Pamalang ,
ia jatuh hati kepada anak kecil
itu dan memungutnya serta merawatnya dengan kasih sayang.
Walaupun
disembunyikan, akhirnya kehadiran Badak Pamalang diketahui dan ditemukan juga
oleh Demang Patih Naga Bali. Demang Patih Naga Bali memutuskan untuk membunuh
Badak Pamalang, karena ia beranggapan Badak Pamalang adalah orang asing dan
akan merusak negara Nusa Bali. Maka Badak Pamalang dipukulkan pada tonggak
baja. Namun bayi itu bukannya hancur, bahkan minta dibanting lagi, karena
menurut pendapatnya bantingan itu kurang keras. Demang Patih Nusa Bali lalu menempanya
dengan palu besi di bawah lempeng baja, alat penempanya malah hancur luluh dan
badak Pamalang minta lebih keras “dipijiti”.
Akhirnya Demang Patih Naga Bali lari ketakutan.
Badak Pamalang
mencari ibu angkatnya, Putri Lenggang Kancana. Karena sedih, ibu angkatnya itu
bunuh diri dengan menjatuhkan diri di air terjun. Badak Pamalang menemukannya,
dengan bantuan “mustika anjing” yang diciptakannya sendiri. Putri Lenggang
Kancana dihidupkan lagi melalui kesaktiannya, lalu mereka pulang ke Kaputren
Lenggang Kancana.
Karena permintaannya,
Badak pamalang diberi kawan bermain yaitu seekor ayam yang sakti yang bernama
Kentri Haji Malang Dewa. Ayam ini dapat berbicara, dan dari ayam inilah Badak
Pamalang mengetahui bahwa di Nusa bali ada bangsawan-bangsawan (asing) yang
dipenjarakan oleh penguasa negara Nusa bali. Badak Pamalang minta diantar
Kentri ke penjara itu.
Badak Pamalang
menghancurkan penjara itu dan bertemu dengan Kasep Munding Sanggawati, Putera
Mahkota Pajajaran yang juga pamandanya, beserta pengiring dan pembantunya,
yaitu Ua Parawa Kalih, Ua Kidang Pananjung dan Jaksa gelap Nyawang, serta istrinya
Lenggang Pakuan. Ketika mereka saling memperkenalkan diri, tahulah Badak
Pamalng bahwa mereka bukanlah orang lain.
Penyebab Kasep
Munding Sanggawati dengan para pengiringnya ditangkap dan dipenjarakan oleh
raja Nusa Bali karena melanggar nasihat orang tua, yaitu tidak hormat kepada
tuan rumah. Meskipun sebenarnya keberangkatan rombongan itu dalam rangka
persiapan Kasep Munding Sanggawati untuk menjadi raja yang sempurna.
Karena kondisi mereka
sangatlah memprihatinkan sebab selama dipenjara tidak pernah diberi makan,
Badak Pamalang membebaskan dan merawat mereka dengan memberi makanan dan
perlengkapan yang didapatnya dengan cara menipu. Setelah mereka pulih kembali
ke keadaan semula, Badak Pamalang memerangi Demang Patih Nusa bali dan para
ponggawanya yang terkenal gagah sakti, seperti Munding Rarangin dan Gajah
Rarangin. Namun mereka dapat dikalahkan oleh Badak Pamalang.
Akhirnya Kasep
Munding Sanggawati menjadi raja di Nusa bali dan menikah dengan putri-putri
cantik saudara-saudara bekas musuhnya.
Sumber ceritra:
Ki Samid
Cisolok Sukabumi
1971