Bentang Pasantren
Novel karangan Usep Romli H.M. diterbitkan oleh Pusaka
Dasentra tahun 1983. buku ini berukuran 18 x 12 cm, dengan tebal 72 halaman.
Dalam novel ini
pengarang mengemukakan masalah ajaran moral, dan pendidikan. Motivasi dari
orang tua, keluarga, dan teman sangat besar pengaruhnya dalam menggapai
cita-cita. Belajar akan berhasil apabila disertai dengan tekun. Percintaan
merupakan unsur penunjang dalam mencapai tujuan. Novel ini menggambarkan
kehidupan santri di lingkungan pesantren.
Ringkasan Ceritera
Aep jatuh cinta pada
Imas Patonah anak Abuya yang baru pulang qiro’at,
Aep dapat bertemu dengan Imas karena Aep, setelah tamat SLP, dimasukkan
pesantren yang diiring dengan doa dari orang tuanya serta pamannya untuk
meneruskan jejak kakeknya.
Yang mencintai Imas
bukan Aep saja, tetapi lurah santri dan para santri senior pun sama-sama
mencintainya. Akhirnya terjadi perang dingin memperebutkan cinta Imas.
Imas berwudu dan
bertemu dengan Aep, Imas lari, akibatnya jatuh di pinggir rumah, sandal Imas tertinggal
dan tidak sempat diambilnya. Imas terus pulang. Sandal Imas diambil Aep untuk
dikembalikan.
Aep mendapat hukuman
karena melanggar peraturan, yaitu meninggalkan mengaji dan salat berjamaah
sewaktu mau bertemu dengan Imas di Ciporang. Hukumannya bertambah berat karena
bertemu Imas ketika berwudu dan menempeleng Si Jumad karena menyindir
kehilangan sandal.
Aep mengembalikan
sandal dan mengirim surat
pada Imas serta mendapat jawaban. Aep mendapat hukuman; kepalanya digunduli
sebelah. Hukuman itu tidak menyebabkan Aep menjadi putus asa, melainkan
dijadikan cambuk semangat belajar, apalagi setelah mendapat surat dari ayahnya dan pepatah dari pamannya,
serta sahabatnya Padil dan juga Imas. Aep semakin rajin mengaji serta privat
ngaji pada Abuya (kiai).
Ketika liburan
mengaji, Aep pergi bermain ke kampung padil. Di perjalanan ia bertemu Imas,
yang secara tidak sengaja mempunyai tujuan yang sama dengan temannya. Dalam
perjalanan itu Aep dan Imas dapat berpadu janji hidup bersama, tetapi setelah
sama-sama menyeleseaikan ngaji.
PUSAT PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
1986