Sinopsis
LALAKON BIMA WAYANG
Bima Wayang adalah raja di Pakuan Barat. Suatu hari ia
berniat pergi ke negara Pasir Batang Lembur Girang untuk meminang Ratu Manik
Nanding Leuwi, adik dari Raden Lambang Sari, raja negara Pasir Batang Lembur
Girang.
Kakak Bima Wayang yang bernama Nyi Bungah Larang,
mula-mula tidak setuju, karena khawatir Bima Wayang dianiaya di negeri orang.
Tetapi karena niat Bima Wayang tidak dapat dihalang-halangi, maka akhirnya
diijinkannya Bima Wayang pergi.
Bima Wayang berangkat ke negara Pasir batang Lembur Girang
didampingi oleh tiga hulunalangnya, yaitu : Mama Lurah, Kuda Pangemban dan
Gelap Nyawang.
Setelah sampai di negara Pasir batang Lembur Girang, Bima
wayang diterima oleh Ratu Manik Nanding Leuwi dan ditanyakan maksud dan tujuan
kedatangannya.
Bima wayang menyampaikan maksudnya, yang diterima dengan
gembira oleh Ratu Manik Nanding Leuwi, tetapi sayangnya pernikahan tidak dapat
dilangsungkan, karena kakak Ratu Manik Nanding Leuwi yang bernama Raden Lambang
Sari sedang bertapa di kaki Gunung Puntang Simajungjang.
Ratu Manik mempersilahkan Bima Wayang menunggu di batas
negara sampai Raden Lambang Sari selesai bertapa. Ratu Manik Nanding Leuwi
berjanji tiap hari ia akan datang ke tempat itu sambil membawa makanan.
Suatu hari ketika Ratu Manik Nanding Leuwi sedang mandi,
dihanyutkan oleh banjir. Para emban
(inang pengasuh) berlari ke tempat Bima Wayang, memberitahukan bahwa ratu Manik
Nanding Leuwi hanyut terbawa banjir.
Bima Wayang mengikuti aliran sungai mencari Ratu Manik
Nanding Leuwi. Tiap lubuk diselaminya, ketika sampai di lubuk Talaga Emas
terlihat ada cahaya dari dalam leuwi (lubuk), lalu Bima Wayang menyelam ke
dalam lubuk Talaga Emas. Ditemukannya mayat Ratu Manik Nanding Leuwi di dalam
lubuk itu, lalu diambilnya mayat itu, kemudian dapat dihidupkannya kembali.
Mereka bersama-sama pergi ke kaki Gunung Puntang Simajungjang,
menghadap kepada Raden Lambang Sari. Ratu Manik Nanding Leuwi diserahkan kepada
raden Lambang sari oleh Bima Wayang setelah diceritakan pengalamannya terbawa
banjir.
Mereka semuanya, termasuk hulubalang Bima Wayang, lalu
tinggal dan ikut bertapa bersama Raden Lambang Sari di kaki Gunung Puntang
Simajungjang.
Prabu Sakti Kusumah, raja di negara Jajar Wayang sedang
bersusah hati, karena negaranya diperangi oleh Raden Paksi Bumi raja dari
negara Majapahit. Ia mendengar bahwa di kaki gunung Puntang simajungjang ada
orang yang sedang bertapa. Ia menulis surat kepada yang sedang bertapa itu,
isinya mohon bantuan orang-orang yang sedang bertapa agar turut mengusir musuh
dari negaranya.
Permintaan itu dikabulkan oleh Raden Langensari dan Bima
wayang. Mereka bersama-sama denganpara hulubalang berangkat ke negara Jajar
Wayang. Di sana ditemukan Prabu Sakti Kusumah sedang kewalahan melawan Raden
Paksi Bumi.
Bima Wayang maju ke medan perang melawan Raden Paksi Bumi.
Dalam peperangan ini, Raden Paksi Bumi dapat dikalahkan.
Setelah menolong Prabu Sakti Kusuma, raden Lambang sari
dan Bima Wayang pulang ke negara Pasir Batang Lembur Girang bersma seluruh
hulubalangnya.
Diadakanlah pesta yang meriah, menikahkan Bima wayang
dengan ratu Manik Nanding Leuwi.
Akhirnya Bima wayang menjadi raja di Pasir Batang Lembur
Girang, ia tidak kembali ke negaranya Pakuan Barat
Sumber ceritera
Ed. J.J.Mayer
1891